breaking
Gambar tema oleh mskowronek. Diberdayakan oleh Blogger.

menulis untuk peradaban

menulis untuk peradaban

renungan & kontemplasi

renungan & kontemplasi

celoteh anak negeri

celoteh anak negeri

Nasehat Tak Laku

Bagikan

Tentang Forum Lingkar Pena. 

Oleh: Dyah Rahmawati 


"Ukuran jilbabnya sudah syar'i, tapi kok tonjolan di kepalanya sebesar mangkuk bakso? Pasti ngajinya di televisi, meniru artis-artis paling...hahaha".

Itu adalah isi sebuah status seseorang yang sempat mampir di beranda facebook ku beberapa pekan lalu. Membacanya membuat saraf motorikku otomatis mengarahkan telunjukku menyentuh kolom komentar. Baru empat huruf ku ketik, urung kulanjutkan, sadar kalau aku sejatinya tak kenal dengan si pemilik status itu, yang entah sejak kapan kami menjadi teman, atau mungkin teman dari temanku.

Yang jelas alasanku sederhana, yaitu mencegah perdebatan yang mungkin muncul setelah komentarku. Karena aku memang kurang sependapat dengan caranya menyampaikan sebuah kebenaran. Sebab kalau dilihat dari statusnya, sepertinya si pemilik status itu adalah orang yang paham tentang ilmu berpakaian muslimah. Pun aku tidak sependapat. Dan lagi, pastilah dia juga seorang penuntut ilmu. Kendatipun aku menyadari bahwa seorang penuntut ilmu juga manusia, yang kadang bisa sakit.

Meski seringnya, para penuntut ilmu ini meremehkan penyakit yang mungkin bisa saja menjangkitinya. Yaitu, menggebu-gebu terhadap orang lain, tapi bersantai-santai terhadap diri sendiri.


Disepakati atau tidak, sebuah kebenaran akan lebih cepat sampai dengan contoh aksi langsung, didukung dalil yang kuat, serta kalimat yang lugas alias tidak ambigu. Bukan dengan sindiran permanen yang di arahkan pada satu orang tapi berharap representatif.

Jika tidak, alih-alih nasehat itu sampai kepada sasaran, malah meleset, nyaris mubadzir. Kalau saja Alloh Azza wa Jalla tidak menghendaki kebaikan, antara si penyampai dan sasarannya, niscaya tidak akan mengena sama sekali.

Ternyata melalui sebuah status di facebook, aku jadi sempat memikirkan banyak hal. Yang akhirnya membawaku sampai pada kesimpulan. Bahwa jika kita memang berniat untuk menyampaikan sebuah kebenaran kepada seseorang, dekati saja dia dengan ilmu, karena mungkin dia memang benar-benar tidak tahu. Bukan dengan lemparan batu. Karena jika batu itu mengenainya, dia akan lemparkan kembali batunya, jika tidak mengenainya, dia tidak akan menghampiri batu itu.

Sebab, disadari atau tidak, gaya busana muslimah zaman sekarang cukup mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan Islam. Banyak muslimah mulai 'percaya diri' menutup aurat, baik dengan ilmu atau tidak. Maka tugas penuntut ilmu adalah menyampaikan yang haq dan esensial dari itu.

Menyadari hal ini, hadirnya FLP Lumajang bisa menjadi jembatan bagi para penuntut ilmu untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang baik,lebih arif, ramah tapi tegas, dan tidak menyakiti. Dengan kata lain, FLP dan sebuah status di beranda facebookku ku anggap sebagai hadiah menarik di penghujung tahun 2015. Dan aku merasa tak perlu menunda untuk segera bergabung dengan serius, jika aku masih ingin kebagian peran dalam berebut kebaikan. Karena diam tanpa menyampaikan kebenaran yang sudah kita ketahui, bukanlah sebuah pilihan.

Tentang M Hasyim Azhari

FLP Lumajang bertekat akan mencetak ribuan pejuang pena untuk menuliskan sejarah indah tentang Lumajang, dengan sejuta kelebihan daya tarik dan pesona keindahan pariwisata serta masyarakatnya yang ramah.
«
Selanjutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Tinggalkan pesan atau komentar