breaking
Gambar tema oleh mskowronek. Diberdayakan oleh Blogger.

menulis untuk peradaban

menulis untuk peradaban

renungan & kontemplasi

renungan & kontemplasi

celoteh anak negeri

celoteh anak negeri

Uniknya Pejuang Lingkar Pena

Bagikan

Uniknya Pejuang Lingkar Pena (Antologi FLP Jatim). 

Oleh: S. Hadi Wasito 


Diriku tertodong dalam forum lingkaran perempuan yang semakin memacu adrenalinku untuk bergerak maju memungut ilmu di antara pejuang mutiara pena. Awalnya aku tak tahu apa itu Forum Lingkar Pena, sempat kukira hanya semacam sebuah fans club untuk penggemar buku-buku Mbak Asma Nadia, sampai suatu ketika aku diminta bantuan seorang teman untuk membuatkan desain broadcast acara Bincang Sastra dan Bedah Buku bertajuk "Cinta di Ujung Sajadah", Saya juga diundang untuk menghadirinya.

Aku sempat merasa minder karena belum ada yang kukenal satu pun, apalagi aku merasa sebagai satu-satunya penyandang disabilitas di antara mereka, bahkan untuk jalan pun aku harus dipapah dengan bantuan orang lain,apalagi saat pertama menghadiri acara tersebut saya adalah lelaki satu satunya yang duduk di antara Forum lingkaran perempuan tersebut. Dan beberapa menit kemudian datang dua sejoli sahabat lelaki yang memecahkan kerikuhanku dengan candaan segarnya. Perasaan minder itu lambat laun runtuh karena sambutan hangat dan ramah dari sahabat-sahabat Forum Lingkar Pena lainnya. Bagiku saat itu, Forum Lingkar Pena adalah rumah perubahan dimana menulis bukan sekedar luapan curhatan, namun percikan pencerahan.

Kusadari semua karena rahmat dan skenario Allah yang telah memperkenalkan Aku di sebuah komunitas yang sungguh berbeda ini. Di sini Aku menemukan sesuatu yang belum pernah aku temukan dalam komunitas lainnya, kehangatan yang akhirnya mempererat hubungan kekeluargaan, berbagi ilmu, hikmah dan pencerahan sesama anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Lumajang. Aku selalu bersyukur padaNya karena telah memberikan kesempatan padaku untuk belajar bersama rekan rekan FLP, pun aku sadari tidak ada sebuah kebetulan dalam hidup ini, semua pasti sudah di atur oleh-Nya, momentum dimana Allah mempertemukanku dengan sahabat-sahabat baru yang hebat, untuk belajar dari mutiara-mutiara pejuang pena yang menginspirasi peradaban.

FLP Lumajang dipelopori oleh Bunda Novi bersama beberapa kawannya. Kupikir plesetan kepanjangan dari FLP itu Forum Lingkar Perempuan memang ada benarnya. Saat pertama kali masuk FLP, dari sekitar dua puluh anggota, mayoritas terdiri dari kaum hawa, hanya ada empat orang ikhwan. Mayoritas berasal dari majelis kajian dakwah remaja yang diasuh oleh Bunda Novi sendiri.

Ada juga beberapa yang mempunyai latar belakang berbeda dan awam sastra, termasuk aku sendiri, jujur aku merasa beruntung berada dalam lingkaran pejuang mutiara pena yang semakin mengasah kepekaanku untuk menulis. Aku terkesan dan terinspirasi saat pertama kali pembentukan kepengurusan FLP Lumajang, Bunda Novi adalah sosok penggerak yang bisa dibilang imut dan cemungud alias semangat, meski dengan kepadatan jadwal mengajar tarbiyahnya, bahkan kuyakin tak bisa tidur nyeyak serta kerapkali lembur sendirian ketika tahu ada kerjaan yang belum selesai.

Ada pula Mbak Vita, seorang penyiar juga guru dengan suara yang renyah dan ramah, selalu lincah dalam berpikir, selalu tanggap dalam mengatasi masalah dengan kecerdasan dan kesabarannya. Mbak Yuni ibu guru matematika yang bersedia menjadi sekretaris yang lembut gemulai, dengan kecantikan yang cetar membadai selalu komitmen dengan kewajibannya dalam surat-menyurat, sekaligus seorang admin yang juga selalu siap membantu rekan-rekannya saat menemui kesulitan. Lalu ada Mbak Dwi, ibu dosen yang tenang dalam berbicara dan mengambil keputusan, di FLP Lumajang berwenang sebagai bendahara. Mbak Desty, seorang yang terkesan pendiam, namun di balik tangan dinginnya begitu lihai dalam menulis cerpen yang romantis dan menginspirasi. Mas Romy, wirausahawan tangguh yang selalu siap sedia saat diminta bantuan meski amanahnya menumpuk sebagai tim kaderisasi. Mas Faza, seorang pebisnis dengan ketampanan dan gaul yang tak sungkan dalam memberi saran, kritik dan ide cemerlang.

Hey! Aku sendiri juga ditodong Bunda Novi untuk memegang kendali media, padahal untuk sekedar mengetik saja aku susah butuh berjam jam hanya untuk menulis beberapa paragraf, apalagi menciptakan desain-desain grafis dengan ruas-ruas jariku yang terasa sakit seperti terlilit.


Tapi, bagiku itu adalah hadiah, ya, aku menerima anugerah itu! Aku senang masih ada yang mau menganggapku 'ada', bukan hanya sekedar obyek empati semata, namun juga selayaknya manusia yang bisa berbuat, bisa bertindak dan bekerja. Aku tak mau sia-siakan kepercayaan itu, Aku berusaha memberikan manfaat yang terbaik bagi orang lain, tentunya dengan segala keterbatasanku.

Kawan-kawan di FLP Lumajang, merekalah yang senantiasa memberiku semangat dan dukungan, berbalut doa yang tulus serta pencerahan. Selang berapa minggu kemudian, satu persatu anggota FLP Lumajang bertambah, ada Mbak Indah, mahasiswi dan aktivis dakwah yang lihai berpuisi. Mas Ferdy dan Mbak Asrul, pasangan muda romantis yang selalu kompak merangkai prosa. Dokter Dinda yang multi talenta dengan sajak sajak puisinya yang mendayu dayu menyentuh kalbu, dokter sekaligus instruktur pencak silat, penari, beliau juga aktivis dakwah yang sering mengisi kajian di radio. FLP Lumajang serasa lebih hidup dan berwarna, disusul kawan-kawan lain dari kalangan pelajar, mahasiswa dan umum.

FLP adalah komunitas yang kuanggap sebagai pencerah, meski merupakan komunitas yang belum lama aku ikuti, hanya sekitar tiga bulan lalu. Dari sekian banyak komunitas, FLP menjadi salah satu bagian yang merubah, mencerahkan pemikiran, juga hati. Di sini aku bukan sekedar belajar berorganisasi semata, tapi juga belajar bagaimana bersinergi dengan sesama anggota, dengan latar belakang yang berbeda, untuk mewujudkan perubahan lewat tulisan dan menginspirasi peradaban.

FLP Lumajang; Berkarya, bermakna dan menginspirasi.


Cerpen ini dimuat pada Antologi Kisah Inspiratif FLP Jawa Timur: Istana Yang Dibangun Dari Kata-Kata (2016. Sidoarjo: Syams Media).

Tentang M Hasyim Azhari

FLP Lumajang bertekat akan mencetak ribuan pejuang pena untuk menuliskan sejarah indah tentang Lumajang, dengan sejuta kelebihan daya tarik dan pesona keindahan pariwisata serta masyarakatnya yang ramah.
«
Selanjutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Tinggalkan pesan atau komentar