breaking
Gambar tema oleh mskowronek. Diberdayakan oleh Blogger.

menulis untuk peradaban

menulis untuk peradaban

renungan & kontemplasi

renungan & kontemplasi

celoteh anak negeri

celoteh anak negeri

Jodoh yang Tertunda

Bagikan

Jodoh yang Tertunda (Antologi FLP Jatim). 

Oleh: Asrul Chasanah 


Sembari melepas lelah di siang yang terik kala itu, seseorang yang bergelar pahlawan di hatiku membuka percakapan ringan. "Katanya pengen bisa nulis Dind?" Dinda adalah sapaan sayangnya terhadapku. "Ini ada acara bedah sastra dan ngobrol bareng kepengurusan Forum Lingkar Pena Lumajang." lanjutnya sambil menunjukkan e-pamflet di grup Fb Lumajang Bergerak. "Deg". Sejenak jantungku berdegup mendengar ia menyebut-nyebut FLP.

Informasi yang diberikan suami membawaku kembali ke peristiwa yang terjadi kurang lebih tiga tahun yang lalu di sebuah kota yang terkenal dengan kesenian Reog nya, Ponorogo. Kala itu, pernah ada sebuah kisah yang membuat lilin impianku menjadi seorang penulis semakin menyala-nyala. Tepatnya setelah membaca ebook karangan pendiri FLP, mbak Helvy Tiana Rosa yang berjudul "Ketika Mas Gagah Pergi". Kemudian untuk lebih mendekatkan diri pada impian, aku berusaha mencari informasi ke beberapa sumber terpercaya terkait forum yang membesarkan nama pendirinya tersebut. Namun ternyata FLP di kota Ponorogo sedang mengalami mati suri, hingga akhirnya aku terpaksa memutuskan untuk mundur teratur melupakan keinginanku itu begitu saja.

"Hey!", ucap suami sambil menepukkan tanggannya di bahuku sehingga membuyarkan lamunanku. "He he, iya Nda", balasku dengan sumringah. "Duh senangnya, akhirnya bertemu jodoh yang tertunda", batinku kala itu sambil mencatat dengan antusias contact person yang tertera di brosurnya, yaitu Bunda Novi. Setelah menghubungi beliau dan mengetahui beberapa informasi melalui pesan singkat via handphone, aku merasa mendapatkan lampu hijau. Dengan nada gembira aku segera memberitahukan hal tersebut pada suami terkasih dan menunggu tibanya hari H pertemuanku dengan Forum Lingkar Pena.

Hari yang kutunggu-tunggu akhirnya di depan mata, 12 September 2015. Ya, hari itu adalah hari dilaksanakannya bedah sastra Novel karya Asma Nadia oleh FLP Lumajang yang dilanjutkan dengan ngobrol bareng kepengurusan forum tersebut. Membayangkan bertemu dan berdiskusi dengan pejuang-pejuang pena yang sudah memiliki berjuta jam terbang, sebagai seorang yang baru menginjakkan kaki di tanah Lumajang ini sempat terbesit perasaan kurang percaya diri. Untungnya berbagai pikiran positif mampu mengalahkan rasa itu. Meski akhirnya aku kembali menelan ludah kekecewaan karena lagi-lagi belum berjodoh. Aku harus menghadiri agenda pembubaran kepanitiaan PHBN Kemerdekaan RI lingkungan desa di waktu yang sama.

Selang sekitar sebulan lebih tiba-tiba aku teringat kembali tentang Forum Lingkar Pena. Secara spontan aku mengirim pesan kepada bunda Novi via watshapp dan menyatakan bahwa ingin sekali bergabung menjadi anggota FLP Lumajang dan dibimbing untuk belajar melek sastra. Awalnya beliau menyarankan agar aku mengikuti agenda launchingnya FLP, kemudian di tengah-tangah percakapan kami, beliau menyuruhku untuk datang ke rumahnya dalam rangka penyusunan program kerja forum tersebut. Meskipun merasa belum siap tetapi aku menyambut undangan tersebut dengan senang hati. Aku sebagai seorang yang buta kesastraan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan.

Alhamdulillah, Allah telah memudahkan langkah kaki ini sehingga di hari yang diagendakan aku dapat menghadiri forum rapat kerja FLP Lumajang. Sesampainya di rumah yang penuh dengan tumpukan buku yang tertata rapi, aku disambut dengan berjuta kehangatan oleh Bunda Novi sebagai pemilik rumah dan beberapa pengurus FLP Lumajang. Tempat dan suasana yang masih asing bagiku ternyata tidak menjadi penghalang untuk menjalin keakraban. Di tengah-tengah acara diskusi selalu saja ada yang bisa mencairkan kebekuan diantara kami, sehingga seiring tersusunnya program kerja suasana kekeluargaan juga terbina.

Setelah penyusunan program kerja berakhir, aku yang diamanahi membantu divisi kaderisasi masih merasa sedikit bingung dan canggung karena belum memiliki pengalaman di bidang ini sebelumnya.

Namun dalam kecanggunganku tersebut, aku merasa optimis bahwa dengan arahan dan binaan dari segenap pengurus yang lain Insyaallah program kerja yang dicita-citakan dapat terealisasi.


Untuk merealisasikan program kerja, FLP Lumajang membutuhkan sebuah legalitas. Dalam hal ini, Forum Lingkar Pena Lumajang mengadakan acara pengukuhan yang bertepatan dengan adanya turba dari FLP wilayah Jawa Timur dan disertai dengan turunnya SK kepengurusan. Saat prosesi pengukuhan sebenarnya aku merasa sedikit cemas karena persiapan kami yang mendadak dan kurang maksimal. Namun karena kelihaian panitia, alhamdulillah secara umum semua berjalan dengan lancar dan FLP Lumajang telah sah menjadi salah satu bagian dari FLP wilayah Jawa Timur.

Di usia FLP Lumajang yang baru seumur jagung ini sedikit demi sedikit aku mulai belajar terkait seluk beluk kepenulisan, meskipun sampai sekarang perasaan ragu dan kurang percaya diri masih menghantui ketika akan mulai menuangkan ide dan menggoreskan tinta. Namun melalui para pengurusnya yang memiliki berbagai latar belakang berbeda aku telah belajar banyak hal yang lain dari mereka. Bunda Novi sering menyebutnya "sinau urip". Sungguh bersyukur dipertemukan dengan orang-orang hebat dan inspiratif seperti mereka. Mereka tidak hanya pandai bersajak dan beretorika namun juga senang menularkan prinsip-prinsip kebaikan. Mungkin pertemuan dengan para pejuang pena Kota Pisang merupakan salah satu alasan mengapa Allah memilihkanku tempat ini untuk menua dan mengabdikan diri. Pepatah bijak mengatakan bahwa pertemuan dengan seseorang itu tidak ada yang kebetulan, semua memiliki porsinya masing-masing untuk mengajari kita sesuatu.

Cerpen ini dimuat pada Antologi Kisah Inspiratif FLP Jawa Timur: Istana Yang Dibangun Dari Kata-Kata (2016. Sidoarjo: Syams Media).

Tentang M Hasyim Azhari

FLP Lumajang bertekat akan mencetak ribuan pejuang pena untuk menuliskan sejarah indah tentang Lumajang, dengan sejuta kelebihan daya tarik dan pesona keindahan pariwisata serta masyarakatnya yang ramah.
«
Selanjutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Tinggalkan pesan atau komentar